Minggu, 05 Oktober 2014
Aeromodeling Indonesia Salah Satu Terbaik Dunia
Pensiun dengan pangkat terakhir Marsekal Madya (Marsda) atau bintang dua TNI AU, tidak membuat Purnomo Sidi meninggalkan dunia dirgantara yang sudah membesarkan namanya puluhan tahun. Hingga usia 60 tahun, Pak Pur, begitu biasa ia disapa, masih tetap bergelut di dunia kedirgantaraan sebagai Ketua Umum Persatuan Olahraga Dirgantara (PORDIRGA) Aeromodeling Indonesia.
Cita-citanya, aeromodeling menjadi salah satu yang terbaik di dunia. “Ini periode kedua saya sebagai Ketua Umum PORDIRGA Aeromodeling Indonesia. Masa jabatan saya akan berakhir hingga 2014 mendatang. Sebagai pensiunan tentara, saya berprinsip Old Soldier Never Die,†ungkapnya saat memulai perbincangan disela-sela penutupan pelaksanaan cabor Aeromodeling PON XVIII Riau akhir pekan kemarin.
Bagi Pak Pur, dirgantara adalah jiwa dan nasionalismenya. Selain itu, ia ingin mengembalikan apa yang sudah ia terima dari negara, baik semasa menjadi prajurit TNI AU hingga tahun 1998 dengan pangkat terakhir Marsda, maupun saat dipercaya sebagai pejabat eselon I di Departeman Perhubungan hingga tahun 2005.
“Saya sering disekolahkan oleh TNI AU dan Departeman Perhubungan ke luar negeri seperti ke Amerika Serikat, Rusia hingga Eropa. Karena itu, saya ingin mengembalikan apa yang sudah saya terima kepada para generasi muda, khususnya di bidang kedirgantaraan. Salah satunya dengan ikut terlibat dalam pengembangan aeromodeling dan olahraga kedirgantaraan pada umumnya,†ucap Purnomo.
Menurut Pak Pur, aermodeling adalah scientific sport atau olahraga berbasis ilmu pengetahuan, khususnya aerodinamika. Karena itu, meski menggunakan pesawat model, namun olahraga aeromodeling bukanlah sekedar permainan. Dibutuhkan pengetahuan dan keilmuan khusus untuk menghasilkan prestasi.
“Aeromodeling is aircraft model, not just a toy. Sebab aeromodeling bisa buat orang pintar, juga bisa membunuh. Karena mesin yang digunakan ada yang mencapai 2500 rpm bahkan lebih, sehingga butuh keahlian,†ungkapnya.
Pak Pur pun sangat yakin aeromodeling Indonesia mampu menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Hal ini bisa dilihat dari hasil pelaksanaan lomba pada PON XVIII Riau. Banyak atlet yang meraih medali masih sangat muda, bahkan masih duduk di bangku SMA. Selain itu alat yang mereka gunakan sudah cukup modern serta dilatih oleh pelatih terbaik dunia seperti dari Italy, Ukraina dan Rusia.
“Sebentar lagi kita (Indonesia) bisa bersaing di world champion. Coba saja lihat hasil yang diraih atlet Jawa Tengah Nanik Nofianti yang meraih emas nomor Tri Lomba Free Flight. Dari tujuh ronde, nilai yang dihasilkanya selalu maksimum, ini menunjukkan bahwa ia bisa bersaing untuk kelas dunia,†jelas Pak Pur.
Sedangkan untuk Kabupaten Inhu, Pak Pur juga menyampaikan optimismenya bahwa olahraga aeromodeling bisa berkembang seperti di daerah lain di Indonesia. Menurut Pak Pur, Kabupaten Inhu sudah memiliki modal besar bagi pengembangan aeromodeling, yakni sebuah Bandara Japura yang sangat reprentatif untuk berlatih.
“Yang dibutuhkan saat ini adalah spirit masyarakat Inhu untuk mengembangkan aeromodeling kepada semua kalangan, terutama para pemuda. Apalagi di Inhu saat ini sudah ada organisasi FASI PORDIRGA Inhu. Sehingga tinggal melaksanakan latihan secara benar saja,†jelasnya.***
Pensiun dengan pangkat terakhir Marsekal Madya (Marsda) atau bintang dua TNI AU, tidak membuat Purnomo Sidi meninggalkan dunia dirgantara yang sudah membesarkan namanya puluhan tahun. Hingga usia 60 tahun, Pak Pur, begitu biasa ia disapa, masih tetap bergelut di dunia kedirgantaraan sebagai Ketua Umum Persatuan Olahraga Dirgantara (PORDIRGA) Aeromodeling Indonesia.
Cita-citanya, aeromodeling menjadi salah satu yang terbaik di dunia. “Ini periode kedua saya sebagai Ketua Umum PORDIRGA Aeromodeling Indonesia. Masa jabatan saya akan berakhir hingga 2014 mendatang. Sebagai pensiunan tentara, saya berprinsip Old Soldier Never Die,†ungkapnya saat memulai perbincangan disela-sela penutupan pelaksanaan cabor Aeromodeling PON XVIII Riau akhir pekan kemarin.
Bagi Pak Pur, dirgantara adalah jiwa dan nasionalismenya. Selain itu, ia ingin mengembalikan apa yang sudah ia terima dari negara, baik semasa menjadi prajurit TNI AU hingga tahun 1998 dengan pangkat terakhir Marsda, maupun saat dipercaya sebagai pejabat eselon I di Departeman Perhubungan hingga tahun 2005.
“Saya sering disekolahkan oleh TNI AU dan Departeman Perhubungan ke luar negeri seperti ke Amerika Serikat, Rusia hingga Eropa. Karena itu, saya ingin mengembalikan apa yang sudah saya terima kepada para generasi muda, khususnya di bidang kedirgantaraan. Salah satunya dengan ikut terlibat dalam pengembangan aeromodeling dan olahraga kedirgantaraan pada umumnya,†ucap Purnomo.
Menurut Pak Pur, aermodeling adalah scientific sport atau olahraga berbasis ilmu pengetahuan, khususnya aerodinamika. Karena itu, meski menggunakan pesawat model, namun olahraga aeromodeling bukanlah sekedar permainan. Dibutuhkan pengetahuan dan keilmuan khusus untuk menghasilkan prestasi.
“Aeromodeling is aircraft model, not just a toy. Sebab aeromodeling bisa buat orang pintar, juga bisa membunuh. Karena mesin yang digunakan ada yang mencapai 2500 rpm bahkan lebih, sehingga butuh keahlian,†ungkapnya.
Pak Pur pun sangat yakin aeromodeling Indonesia mampu menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Hal ini bisa dilihat dari hasil pelaksanaan lomba pada PON XVIII Riau. Banyak atlet yang meraih medali masih sangat muda, bahkan masih duduk di bangku SMA. Selain itu alat yang mereka gunakan sudah cukup modern serta dilatih oleh pelatih terbaik dunia seperti dari Italy, Ukraina dan Rusia.
“Sebentar lagi kita (Indonesia) bisa bersaing di world champion. Coba saja lihat hasil yang diraih atlet Jawa Tengah Nanik Nofianti yang meraih emas nomor Tri Lomba Free Flight. Dari tujuh ronde, nilai yang dihasilkanya selalu maksimum, ini menunjukkan bahwa ia bisa bersaing untuk kelas dunia,†jelas Pak Pur.
Sedangkan untuk Kabupaten Inhu, Pak Pur juga menyampaikan optimismenya bahwa olahraga aeromodeling bisa berkembang seperti di daerah lain di Indonesia. Menurut Pak Pur, Kabupaten Inhu sudah memiliki modal besar bagi pengembangan aeromodeling, yakni sebuah Bandara Japura yang sangat reprentatif untuk berlatih.
“Yang dibutuhkan saat ini adalah spirit masyarakat Inhu untuk mengembangkan aeromodeling kepada semua kalangan, terutama para pemuda. Apalagi di Inhu saat ini sudah ada organisasi FASI PORDIRGA Inhu. Sehingga tinggal melaksanakan latihan secara benar saja,†jelasnya.***
sumber: http://www.inhusatu.com/index.php/berita/detail/537--aeromodeling-indonesia-salah-satu-terbaik-dunia#.VDIBj1cY0wo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar